Labels

Friday, October 10, 2008

Saya dan Eyi....

Persahabatan bagai kepompong…mengubah ulat menjadi kupu-kupu.

Itu tadi potongan lirik lagu Sindentosca yang judulnya Kepompong. Persahabatan bagai mengubah ulat menjadi kupu-kupu, mengubah hal yang tidak mudah menjadi indah. Yah..keindahan persahabatan memang luar biasa..bisa mengalahkan segalanya. Sahabat yang tidak hanya hadir dalam kesedihan atau kesenangan, tetapi di kedua-duanya atau bahkan pada pergantian keduanya

Mengenal sahabat yang sebenarnya baru benar-benar terasa pada saat saya mulai menginjakkan kaki di kota Bogor. Kota yang tidak pernah terlintas sebelumnya untuk menuntut ilmu, dan membuat keinginan untuk kuliah di Surabaya pun hanya tinggal kenangan saja. Di kota itu pula aku mengenal banyak sahabat. Salah satunya adalah Eyi. Mengenal dirinya adalah anugrah terindah. Dan kami satu kosan di Malabar 16, dan kami pun mulai akrab saat kamar kosan kita bersebelahan. Hari-hari di kosan pun tidak lengkap tanpa cerita apa saja yang terjadi di hari itu. Hari pun berlalu, setahun berlalu. Kegiatan akademik tahun selanjutnya yang dilaksanakan di kampus Darmaga memaksa kita untuk pindah kosan ke wilayah Darmaga. Dan...kita sekosan lagi, tepatnya di wisma Gardenia..dan hal itu semakin membuat saya benar-benar merasakan arti persahabatan yang sesungguhnya.

Setelah empat tahun menjalani perjalanan panjang perkuliahan, akhirnya kami pun wisuda. Bukan suatu kebetulan juga saat saya dan Eyi bisa wisuda bersama. Tanggal 29 Juni 2005 pun menjadi salah satu hari yang bersejarah dalam hidup kami, karena di hari itu kami telah resmi menyandang gelar Sarjana Pertanian. Kami pun bisa tersenyum, senyum kelegaan karena telah menuntaskan salah satu kewajiban, tapi kami sadar kewajiban kami kepada orang tua tidak berhenti sampai di sini. Di saat itu kami memiliki mimpi yang berbeda. Saya memimpikan untuk dapat kerja di Surabaya, dengan banyak pertimbangan tentunya, dan Eyi memimpikan untuk bisa bekerja di Jakarta. Meskipun saya sempat bekerja sebagai Enumerator di Puslitbang Bogor, tapi keinginan yang kuat untuk mengadu nasib di Surabaya memaksa saya untuk segera meninggalkan Bogor. Perpisahan dengan Eyi yang sangat menyedihkan. Saat itu kita berpisah dan serasa tidak akan pernah bertemu lagi. Masih teringat bagaimana Eyi –saking sedihnya- sampai tidak mau mengantar saya sampai ke pintu, dan menyuruh segera pergi. Saya pun merasakan kesedihan yang sama...

Beberapa lama saya mengadu nasib di Surabaya, tanpa ada hasil yang memuaskan.Saya malah dapat kerja di Bogor. Ya...dan akhirnya saya kembali ke Bogor lagi. Saat itu Eyi bekerja di BSD Serpong. Suatu hal yang tidak terduga sebelumnya. Dan bahkan, saya akhirnya bisa jalan-jalan ke Metro [Lampung], kota kelahiran Eyi. Jarak Darmaga-Serpong pun seakan menjadi dekat, kegiatan weekend Eyi pun selalu terjadwal untuk ke Darmaga apabila tidak ada kegiatan lain yang lebih penting..

Akhirnya, kontrak kerja di Bogor pun selesai. Saya pun bersiap untuk meninggalkan Bogor dan menuju ke Jogja untuk menimba ilmu lagi. Saat itu kami berpisah lagi, tetapi rasa haru saat berpisah tidak seperti waktu yang dulu, rasanya seperti ada keyakinan kalau kita akan bertemu lagi..walaupun kita tidak tahu kapan dan dimana.

Dan benar...bulan Februari Eyi ke Jogja karena calon adik iparnya wisuda di UII. Dan ternyata kosan calon adik ipar Eyi itu berada di belakang kosan saya..

Bulan Juli 2008 Eyi akhirnya diterima kerja di Bank Niaga (program PPE). Tanpa diduga lagi, saat On Job Training termin kedua bulan september kemarin, Eyi ditempatkan di Jogja selama sekitar 3 minggu, dan alhamdulillah kita bisa dipertemukan kembali. Dan kita bisa berbuka puasa bersama di boulevard UGM. Sesuatu hal yang tidak pernah terlintas di pikiran kita sebelumnya. Bahkan bisa sholat tarawih bersama di Masjid Kampus UGM. Sambil bercanda saya berkata ke Eyi ”Ga nyangka ya ...kita malah belum pernah sholat tarawih bareng di masjid IPB [Al Hurriyah], eh sekarang kita bisa sholat tarawih bareng di masjid kampus UGM”. Saya dan Eyi benar-benar tidak menyangka bisa menjalankan ibadah puasa bersama di Jogja. Berbuka puasa bersama. Sahur bersama. Sampai akhirnya, bersamaan dengan semakin mendekati hari Idul Fitri, Eyi pun selesai melaksanakan On Job Trainingnya di Jogja. Aku pun mengantarkannya sampai di Stasiun Tugu. Saat kereta mulai bergerak menuju Jakarta...ada sebuah pesan singkat yang tiba-tiba terkirim ke HP saya, saat dibuka, ternyata dari Eyi.. ”Thanks a lot buat kenang2annya di Jogja. C U entah kapan dan di mana Insya Allah. Ciayo..”

1 comment:

Anonymous said...

aku juga punya sahabat..yang satu udah di jepang, yang satunya lagi kerja dikantor yang sama, divisi yang sama, meja kita aja sebelahan.. hahaha! ketemunya dari kuliah..

humn..indahnya persahabatan.. :)